Jumat, 16 Januari 2015

suamiku/ibuayahku?


[9:19 15/01/2015] Abu Fauzan Kotamobagu: Bismillah m tanya ustad kewajiban istri kepada suami setelah aqad nikah dan kepada orang tuanya mana yang didahulukan ?? Jazaakallahu khairon

[23:41 16/01/2015] أبوالمنذر مجاهد اﻻندونيسي: Ibu/suami?

Jika keduanya Sama-sama memerintahkan kepada yang maruf maka ana menyangka kewajiban kepada suami lebih dikedepankan

berpedoman dg hadits ummunaa aisyah rodhiyalloh anhu rosululloh shollolloh alaih wa sallam bersabda :"andaikan boleh bagiku untuk memerintahkan seorg sujud kepada selain alloh niscaya (paling pertama) aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya"

٥٢٣٩ - ١٦٩٨ - «لوأمرت أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها ... ...» .
(صحيح) [هـ] عن عائشة. المشكاة ٣٢٥٥، الترغيب ٣/٧٦.

Dan ini merupakan bentuk timbal balik dari kewajiban suami dalam menafkahinya

rosululloh shollolloh alaih wa sallam bersabda "cukuplah besar dosa org y menelantarkan org y berada di bawah tanggungannya"

٤٤٨١ - «كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت» .
(حسن) [حم د ك هق] عن ابن عمرو. الإرواء ٨٩٤، الترغيب ٣/٨٢.

Alloh alam
ana belum menemukan fatwa dlm permasalahan
Allohulmustaan

Barokalloh fikum

[2:10 17/01/2015] نجح ابو نيلة: Jazakallohukhoir ustadz,, wa fiik barokallohu..

[4:08 17/01/2015] Abu Abd Padang: ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺻﺎﻟﺢ ﺑﻦ ﻓﻮﺯﺍﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻔﻮﺯﺍﻥ

ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ
ﻣﻌﻠﻮﻡ ﺃﻥ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﻣﺠﺒﺮﺓ ﻋﻠﻰ ﻃﺎﻋﺔ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻣﺄﻣﻮﺭﺓ ﺃﻳﻀًﺎ
ﺑﻄﺎﻋﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻬﺎ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺍﻟﻠﻪ؛ ﻓﻤﺎ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺇﺫﺍ ﺗﻌﺎﺭﺿﺖ ﺍﻟﻄﺎﻋﺘﺎﻥ؛ ﻓﺄﻳﻬﻤﺎ
ﺗﻘﺪﻡ؟
ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ
ﻻﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﺄﻣﻮﺭﺓ ﺑﻄﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻣﺄﻣﻮﺭﺓ ﺑﻄﺎﻋﺔ ﺯﻭﺟﻬﺎ
ﻭﺑﻄﺎﻋﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻬﺎ ﺿﻤﻦ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻤﺨﻠﻮﻕ ﻣﻦ
ﻭﺍﻟﺪ ﺃﻭ ﺯﻭﺝ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻟﻠﺨﺎﻟﻖ؛ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ؛ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :
)) ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ (( ‏[1 ‏] ، ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : )) ﻻ ﻃﺎﻋﺔ
ﻟﻤﺨﻠﻮﻕ ‏( ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪ ﺃﻭ ﺯﻭﺝ ‏) ﻓﻲ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻟﻠﺨﺎﻟﻖ (( ‏[2 ‏] .
ﻭﻻﺷﻚ ﺃﻥ ﺣﻖ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻘﺪﻡ، ﻭﻫﻮ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﻌﺪ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻗﺎﻝ
ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻭَﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻻ ﺗُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ﻭَﺑِﺎﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧﺎً { ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ:
36 ‏] ؛ ﻓﺤﻖ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺘﺄﻛﺪ .
ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﺳﻴﺤﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻬﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﻋﻘﻮﻕ ﻭﺍﻟﺪﻳﻬﺎ؛ ﻓﻬﻲ ﻻ
ﺗﻄﻴﻌﻪ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ؛ ﻷﻥ ﺣﻖ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺳﺒﻖ ﻣﻦ ﺣﻖ ﺍﻟﺰﻭﺝ، ﻓﺈﺫﺍ ﻃﻠﺐ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ
ﺗﻌﻖ ﻭﺍﻟﺪﻳﻬﺎ؛ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﻄﻴﻌﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻌﻘﻮﻕ ﻣﻌﺼﻴﺔ، ﻭﻣﻦ ﺃﻛﺒﺮ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ
ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺸﺮﻙ.
---------
‏[ 1 ‏] ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻲ "ﺻﺤﻴﺤﻪ " ‏( 8/106 ‏) ﺑﻠﻔﻆ : ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ.
‏[2 ‏] ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ " ﻣﺴﻨﺪﻩ " ‏( 5/66 ‏) ﺑﻠﻔﻆ: ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ .
ﺑﺪﻝ: ... ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ، ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﺍﻟﺘﺒﺮﻳﺰﻱ ﻓﻲ "ﺍﻟﻤﺸﻜﺎﺓ " ‏( 2/1092 ‏) ،
ﻭﺭﻭﺍﻩ ﻏﻴﺮﻫﻢ .
ـ
ﺭﻗﻢ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ 8568
ﺗﺎﺭﻳﺦ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ 27/9/1425 ﻫـ -- 10-11-2004
ﻣﺼﺪﺭ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ : ﺍﻟﻤﻨﺘﻘﻰ ﻣﻦ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺻﺎﻟﺢ ﺑﻦ ﻓﻮﺯﺍﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺍﻟﻔﻮﺯﺍﻥ - ‏( ﺝ /3 ﺹ 329 ‏) ‏[ ﺭﻗﻢ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﻓﻲ ﻣﺼﺪﺭﻫﺎ : 490
[4:11 17/01/2015] Abu Abd Padang: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan:

Yang telah di ketahui bahwasanya seorang istri itu harus taat kepada suaminya,sebagaimana dalam hadits,dan di perintahkan juga untuk taat kepada kedua org tuanya selain perbuatan maksiat kepada Allah. Maka apa hukumnya jika bertabrakan(kontradiksi)/bersamaan dengan 2(dua) ketaatan? Mana yg di dahulukan antara keduanya?

Jawaban:

Tidak di ragukan lagi bahwasanya seorg wanita itu untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan di perintahkan taat kepada suaminya dan taat kepada kedua org tuanya dengan jaminan taat kepada Allah azza wa jalla. Adapun ketaatan kepada makhluq baik kepada org tuanya atau suaminya dalam perkara maksiat kepada sang pencipta(Allah),maka ini tidak boleh. Sebagaimana rosululloh صلى الله عليه و سلم berkata(riwayat bukhori dalam shohihnya 8/106 dengan lafadz: (في المعروف):
إنما الطاعة في المعروف
Artinya: sesungguhnya ketaatan itu dalam perkara yg ma'ruf(yg baik).
Dan dalam perkataannya صلى الله عليه و سلم(riwayat al imam ahmad dalam musnadnya 5/66 dengan lafadz: (الله تبارك و تعالى):
لا طاعة لمخلوق في معصية للخالق.
Artinya: tidak ada ketaatan kepada makhluq(baik dengan org tuanya atau suami) dalam maksiat kepada sang pencipta(Allah).
Dan tidak di ragukan lagi bahwa haknya kedua org tua itu lebih di dahulukan,di karenakan itu datang setelah haknya Allah subhanahu wa ta'ala,sebagaimana Allah berfirman:

ﻭَﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻻ ﺗُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ﻭَﺑِﺎﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧﺎً(النساء: 36).

Artinya: "dan beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian berbuat syirik denganya sesuatu pun dan berbuat baiklah deng kedua org tua".(Annisa:36)

Maka haknya kedua org tua itu perkara yg sdh pasti. Maka jika suami tersebut membawanya kepada perkara maksiat dengan org tuanya dan kepada perkara durhaka/membangkang dengan org tuanya,maka dia(istri tersebut) tidak boleh mentaatinya dalam perkara ini. Di karenakan haknya kedua org tua itu lebih di dahulukan dari pada haknya suami.
Maka jika seorg suami meminta darinya(istrinya) untuk berbuat durhaka kepada kedua org tuanya,maka sesungguhnya dia(istrinya) tidak boleh untuk mentaatinya dalam perkara itu. Di karenakan durhaka itu termasuk perbuatan maksiat dan termasuk dari sebesar besarnya dosa setelah syirik.

Fatwa nomor: 8568
Tanggal fatwa: 27/9/1425 H/11/10/2004 M.
Rujukan fatwa: muntaqo min fatwa fadhilah asy syaikh sholih al fauzan(jilid 3 hal.329) nomor fatwa dalam rujukannya: 490.
[4:15 17/01/2015] Abu Abd Padang: 🌿👆👆👆👆👆🌿
Itu tambahan al-akh Adib Tanggrang yg masih belajar di Yaman.

[4:18 17/01/2015] Abu Umar Kotamobagu: Barokallohu fiik

[6:49 17/01/2015] أبوالمنذر مجاهد اﻻندونيسي: Suamiku atau ibuayahku?

Permasalahan ini memang sangat pelik/khilafiyyah


  • Mendahulukan orgtua brkt pijakannya

 قال الوالدين أعظم حقا عليها استدل بأدلة هي:
١ - قول الله عز وجل: (أن اشكر لي ولوالديك) فقرن تعالى الشكر لهما بالشكر له عز وجل.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

٢ - وقوله تعالى: (وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس لك به علم فلا تطعهما وصاحبهما في الدنيا معروفا) فافترض الله عز وجل أن يصحب الأبوين بالمعروف - وإن كانا كافرين يدعوانه إلى الكفر - ومن ضيعهما فلم يصحبهما في الدنيا معروفا.


Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

٣ - وقوله تعالى: (وبالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما واخفض لهما جناح الذل من الرحمة).


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

٤ - قول الرجل لرسول الله صلى الله عليه وسلم: "من أحق الناس بحسن الصحبة؟ قال: أمك ثم أمك ثم أباك".
Seorang bertanya kepada rosululloh shollolloh alaihi wa sallam siapakah orang yang paling berhak kuberikan bakti yang baik? Jawabnya shollolloh alaihi wa sallam:"ibumu kemudian ibumu kemudian ayahmu"

٥ - وقوله عليه الصلاة والسلام "عقوق الوالدين من الكبائر".
ولعل أشهر من قال بهذا ابن حزم الظاهري رحمه الله تعالى، وما مضى من بعض كلامه.

Sabdanya shollolloh alaihi wa sallam :"durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa paling besar. Dan sepertinya orang yang paling terkenal dg pendapat ini adalah ibnu hazm adhdhohiriy

  • Mendahulukan suami berikut pijakannya

ومن قال الزوج استدل بأدلة كثيرة سرد جملة منها الإمام ابن القيم الحافظ شمس الدين بن القيم رحمه الله فقال: "

وقد أخرج الترمذي من حديث أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لو كنت آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها قال الترمذي هذا حديث حسن غريب صحيح
"andaikan boleh bagiku untuk memerintahkan seorg sujud kepada selain alloh niscaya (paling pertama) aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya"

قال وفي الباب عن معاذ بن جبل وسراقة بن مالك وعائشة وابن عباس وعبد الله بن أبي أوفى وطلق بن علي وأم سلمة وأنس وابن عمر فهذه أحد عشر حديثا فحديث ابن أبي أوفي رواه أحمد في مسنده قال لما قدم معاذ من الشام سجد للنبي صلى الله عليه وسلم فقال ما هذا يامعاذ قال أتيت الشام فوافيتهم يسجدون لأساقفتهم وبطارقتهم فوددت في نفسي أن نفعل ذلك بك فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم فلا تفعلوا فلو كنت آمرا أحدا أن يسجد لغير الله لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها ولو سألها نفسها وهي على قتب لم تمنعه
Ketika muadz baru tiba dari syam langsung sujud kepada rasulullah shollolloh alaih wa sallam maka beliau berkata apa2an ini ya muadz?" Jawabnya:"saya telah berkunjung ke syam dan menjumpai mereka sujud kepada pendeta2 mereka maka saya ingin melakukanhal tsb kepadamu" maka beliau berkata:"jangan kamu lakukan hal tersebut
andaikan boleh bagiku untuk memerintahkan seorg sujud kepada selain alloh niscaya (paling pertama) aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya demi alloh yang jiwa Muhammad berada di tangan nya tidaklah wanita memenuhi hak penciptanya sampai dia memenuhi hak suaminya walaupun suaminya meminta nya dan dia/wanita tsb sedang di atas tunggangannya/punggung ontanya tdk boleh dia menolak ajakan suaminya"

ورواه ابن ماجه وروى النسائي من حديث حفص بن أخي عن أنس رفعه لا يصلح لبشر أن يسجد لبشر ولو صلح لبشر أن يسجد لبشر لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها من عظم حقه عليها

ورواه أحمد وفيه زيادة والذي نفسي بيده لو كان من قدمه إلى مفرق رأسه قرحة تنجبس بالقيح والصديد ثم استقبلته تلحسه ما أدت حقه
"Demi yang jiwaku di tangannya(demi alloh) andaikata daru ujung kaki suaminya sampai tempat pembelahan rambutnya/kepala nya terdapat luka y dipenuhi nanah kemudian istrinya merawatnya dengan menghilangkan kotoran tsb dengan lidahnya, belumlah dia melunasi hak2suaminya y menjadi kewajiban nya"

وروى النسائي أيضا من حديث أبي عتبة عن عائشة قالت سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي الناس أعظم حقا على المرأة قال زوجها قلت فأي الناس أعظم حقا على الرجل قال أمه
Aisyah rodiyalloh anha bertanya:"Siapakah yang paling berhak atas pengabdian seorang wanita? Jawab rasulullah shollolloh alaihi wa sallam:"suaminya" dan siapa yang paling berhak atas pengabdian seorang pria jawab rasulullah shollolloh alaihi wa sallam:"ibunya"

وروى النسائي وابن حبان من حديث عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لا ينظر الله إلى امرأة لا تشكر لزوجها وهي لا تستغني عنه
"Alloh subhanah tdk akan memandang/menolong seorang wanita yang tidak mensyukuri suaminya sementara dia butuh kepadanya"

وقد روى الترمذي وابن ماجه من حديث أم سلمة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال أيما امرأة ماتت وزوجها راض عنها دخلت الجنة قال الترمذي حسن غريب
"Wanita manasaja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridho kepadanya maka dia masuk surga"

وفي الصحيحين عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دعا الرجل امرأته لفراشه فأبت أن تجيء فبات غضبانا عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح".
Apabila seseorang mengajak istrinya ke tempat tidurnya(berhubungan) kemudian istrinya enggan datang/menolak shg suaminya tertidur dlm keadaan marah kepada nya maka para malaikat terus menerus melaknat nya sampai pagi"

Apa y dirojihkan oleh alallamah alfauzan hafidzahulloh kuat

Dan apa y kita sebutkan semalam juga ada salafnya berikut uraian ibnu qudamah rohimahulloh di kitabnya almugni dan nukilannya dari alimam ahmad rohimahulloh akan wajibnya mentaati suami walaupun ibunya sakit dsb dan juga dalil2 y diuraikan ibnulqoyyim di atas

 ابن قدامة وللزوج منعها من الخروج من منزله إلى مالها منه بد , سواء أرادت زيارة والديها أو عيادتهما أو حضور جنازة أحدهما قال أحمد في امرأة لها زوج وأم مريضة طاعة زوجها أوجب عليها من أمها إلا أن يأذن لها. المغني ٢٢٤/ ١٠

Kembali kepada masing2 dalam memandang dalil y ada

Semoga kita tdk diperhadapkan dg kondisi sekritis ini waliyadzubillah

Dan apabila alloh mentakdirkan seorg wanita diperhadapkan kpd masalah tsb hendaknya berdoa dan berusaha membujuk salahsatunya semoga saja mendapatkan keridhoannya
Krn hati mereka diantara jemari alloh subhanah wa taala dibolakbalikkan sekeinginannya

٢١٤١ - «إن قلوب بني آدم كلها بين أصبعين من أصابع الرحمن كقلب واحد يصرفه حيث شاء» .
(صحيح) ... [حم م] عن ابن عمر. الصحيحة ١٦٨٩.

لعل الله يحدث بعد ذلك أمرا

Allohulmustaan
Barokalloh fikum

[7:08 17/01/2015] Abu Abd Padang: آمين..
[7:20 17/01/2015] Abu Abd Padang: Hendaknya masing2 kita bisa bijaksana, baik itu kalau kita sebagai suami atau pun sebagai orang tua. Kalau jadi suami jadilah suami yg mendidik istri untuk mentaati orang tuanya, begitu jg kalau kita sebagai orang tua kita didik anak2 kita untuk menta'ati suaminya. Karena masing2 memiliki keutamaan.
🌿Demikian dari ana seorang penuntut ilmu yg masih pemula.
بارك الله فيكم


[7:26 17/01/2015] أبوالمنذر مجاهد اﻻندونيسي: Nasehat y sangat berharga Jazakalloh khoir aba abdillah wa baaroka fik

[8:28 17/01/2015] Abu Fauzan Kotamobagu: Barakallahu fiikum wa jazaakumulloh khoiron

[8:45 17/01/2015] Abu Umar Kotamobagu: Barokallohu fiikum wa jazaakumullohu khoyr atas faidah nya

● tambahan dari forum lain:


📌(طاعة الزوج مقدمة على طاعة الوالدين )

قال شيخ الإسلام ابن تيمية-رحمه الله-
كما في "مجموع الفتاوى"(٢٦١/٣٢)

"المرأة إذا تزوجت كان زوجها أملك بها من أبويها،وطاعة زوجها عليها أوجب، قال الله تعالى "فالصالحات قانتات حافظات للغيب بما حفظ الله "
ثم ذكر أحاديث كثيرة في بيان حق الزوج على امرأته. ثم قال:  والأحاديث في ذلك كثيرة عن النبي صلى الله عليه وسلم،وقال زيد ابن ثابت الزوج سيد في كتاب الله وقرأ قوله تعالى: " وألفيا سيدها لدا الباب"
وفي الترمذي وغيره عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: "استوصوا بالنساء خيراً،فإنما هن عندكم عوان"
فالمرأة عند زوجها تشبه الرقيق، والأسير ،فليس لها أن تخرج من منزله
 إلا بإذنه سواءً أمرها أبوها أو أمها ، أوغير أبويها
باتفاق الأئمة.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴

🌹🌹Ciri-ciri istri yg shalehah, senantiasa thdp suaminya taat dan patuh, dgn syarat tdk bermaksiat kpd Allah🌺🌺

🔺🔻 Taat kpd suami lbh didahulukan drpd taat kpd ORTU 🔹🔸

Berkata Syeikhul Islam رحمه الله تعالى sbgmn di "MAJMU'UL FATAWA 22/261"
: Wnt jk tlh mnikah mk suaminya lbh berhak atas dirinya drpd ORTUnya, & taat kpd suaminya adlah WAJIB atas dirinya.
 Allah تعالى berfirman : Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Kmdn beliau menyebutkn hadits2 Nabi صلى الله عليه وسلم yg banyak menjlskan hak suami atas istrinya kmdn berkata : dan hadits2 dlm permaslhn ini sgt byk sekali dr Nabi صلى الله تعالى عليه وسلم. Dan berkata Zaid bin Tsabit رضي الله تعالى عنه : suami adalah SAYYID (TUAN), (sbgmn disbtkn) dlm Alqur'an dan beliau membaca firman Allah تعالى : (surat Yūsuf):25 - '"dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu.""
Dan dlm rwyt Tirmidzi & selainnya رحمهم الله تعالى  dari Nabi صلى الله تعالى عليه وسلم : berilah nasehat kpd wanita berupa KEBAIKAN karena mrk hanyalah disisi kalian (para suami/lelaki) adalah penolong.
Maka wnt disisi suaminya adalah menyerupai hamba sahaya dan tawanan, shg tdk boleh baginya utk keluar dari rumahnya kecuali dgn izin suaminya, (wlpn) sama saja yg memerintahkan dia (utk keluar)  adalah Abinya atau Uminya atau selain ORTUnya. (Sbgmn):hal ini adalah KESEPAKATAN PARA IMAM (IJMA')
👆👆semoga bermanfaat ✋👋

Tidak ada komentar:

Posting Komentar