Jumat, 09 Januari 2015

melihat alloh subhanah wa taala


[6:18 11/10/2014] Abu Ayyub Ngawi: Antrian pertanyaan:
Pertanyaan :

🍃 adakah manusia setelah Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam yang diajak bicara oleh Alloh ? Baik itu lewat mimpi atau nyata

[8:21 11/10/2014] ‪+62 812-2015-4340‬: Afwan ana coba jawab pertanyaan abu ayyub, mohon koreksi asatidz jika salah.
Mungkin sj ada manusia yg diajak bicara Alloh setelah Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wassalam karena sifat bicara Alloh sesuai irodahNya atau kehendakNya kapanpun Alloh menginginkannya.
Namun tidak akan ada lagi yang diberi risalah ataupun diangkat sebagai nabi dengan kejadian tersebut karena Rosululloh adalah khotamul anbiyaa.

[8:48 11/10/2014] أبوالمنذر مجاهد اﻻندونيسي:
Melihat alloh dalam keadaan terjaga/sadar/tdk tidur tdklah mungkin di dunia

memungkinkan untuk alloh taala berikan kenikmatan dg menampakkan dirinya pada hambanya dlm keadaan hambanya tidur d dunia
Demikian pula pada hari kiamat bagi org mumin

adapun org kafir pada hari kiamat mereka tdk melihat alloh

Adapun munafik melihat kemurkaan alloh bukan pandangan kenikmatan

Berikut dalil2 y berhubungan dengan pembahasan beserta fatwa syeikh islam rohimahulloh

(كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ) [Surat Al-Mutaffifin : 15]


Sesungguhnya kalian tdklah mungkin bisa melihat robb kalian azza wa jalla sampai kalian meninggal dunia

(وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ) [Surat Al-Qiyama : 23]

Wajah pada hari itu (kiamat) berseri2 kepada robb mereka memandang

(لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ  [Surat Yunus : 26] ﻭﻗﺪ ﻓﺴﺮ ﺍﻟﻦﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ: ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻫﻲ ﺍﻟﻦﻇﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ (١٨١) ﻭﺃﺣﻤﺪ (٤/ ٣٣٢) ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ.

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan rosululloh shollolloh alaihi wa sallam sendiri telah menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan ganjaran yang baik adalah surga dan dimaksud dengan tambahan adalah memandang kepada alloh taala sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim 181 dan imam ahmad 4/332 dan selainnya.

((ﺇﻧﻜﻢ ﺳﺘﺮﻭﻥ ﺭﺑﻜﻢ ﻛﻤﺎ ﺗﺮﻭﻥ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﺒﺪﺭ, ﻻ ﺗﻀﺎﻣﻮﻥ ﻓﻲ ﺭﺅﻳﺘﻪ.)) ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.

Sesungguhnya kalian akan memandang kepada robb kalian sebagaimana kalian memandang kepada bulan di malam purnama tdk kesulitan dalam memandangnya. Mutaffaq alaih.

(لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ) [Surat Al-Anaam : 103]

Dia tidak dapat dicapai (dilihat dari segala sisi/arah) oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan (dari berbagai arah); dan Dialah Yang Maha lembut lagi Maha Mengetahui.

(كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ) [Surat Al-Mutaffifin : 15]

Sekali-kali tidak(pasti), sesungguhnya mereka (munafik i'tiqodiy) pada hari itu benar-benar terhalang dari memandang kepada robb mereka.

ﺩﻟﺖ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ, ﻛﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻥ ﺍﻟﻦﺑﻲ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ-ﻗﺎﻝ: "ﺭﺃﻳﺖ ﺭﺑﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻓﻲ ﺃﺣﺴﻦ ﺻﻮﺭﺓ" ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺣﻤﺪ (٢٢١٢٦), ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ (٣٢٣٣) ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ

Hadits2 menunjukkan mungkinnya alloh dilihat dlm mimpi sbgmn sabda rosululloh shollolloh alaihi wa sallam:
"Saya melihat robbku dg seindah2 rupa"


ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ: ﻭﺍﻟﻦﺍﺱ ﻓﻲ ﺭﺅﻳﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﻮﺍﻝ: - ﻓﺎﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻮﻥ ﻭﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﻯ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺑﺎﻷﺑﺼﺎﺭ ﻋﻴﺎﻧﺎ ﻭﺃﻥ ﺃﺣﺪﺍ ﻻ ﻳﺮﺍﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻌﻴﻨﻪ; ﻟﻜﻦ ﻳﺮﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻭﻳﺤﺼﻞ ﻟﻠﻘﻠﻮﺏ - ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻜﺎﺷﻔﺎﺕ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺍﺕ - ﻣﺎ ﻳﻨﺎﺳﺐ ﺣﺎﻟﻬﺎ. ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻦﺍﺱ ﻣﻦ ﺗﻘﻮﻯ ﻣﺸﺎﻫﺪﺓ ﻗﻠﺒﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺃﻧﻪ ﺭﺃﻯ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﻴﻨﻪ;ﻫﻮ ﻏﺎﻟﻂ ﻭﻣﺸﺎﻫﺪﺍﺕ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺗﺤﺼﻞ ﺑﺤﺴﺐ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻭﻣﻌﺮﻓﺘﻪ ﻓﻲ ﺻﻮﺭﺓ ﻣﺜﺎﻟﻴﺔ ﺍﻧﺘﻬﻰ
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﻗﺪ ﻳﺮﻯ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺭﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻓﻲ ﺻﻮﺭ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ ﻭﻳﻘﻴﻨﻪ; ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺻﻮﺭﺓ ﺣﺴﻨﺔ ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ ﻧﻘﺺ ﺭﺃﻯ ﻣﺎ ﻳﺸﺒﻪ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ ﻭﺭﺅﻳﺎ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻟﻬﺎ ﺣﻜﻢ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺎ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﻘﻈﺔ ﻭﻟﻬﺎ " ﺗﻌﺒﻴﺮ ﻭﺗﺄﻭﻳﻞ " ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟﻤﻀﺮﻭﺑﺔ ﻟﻠﺤﻘﺎﺋﻖ. ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﻻﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ (٢/ ٣٣٦, ٣/ ٣٩٠)

Syeikhul islam ibnu taiymiyyah berkata manusia terhadap masalah memandang kepada alloh mempunyai 3 pendapat. Para sahabat, murid2 mereka dan para ulama muslimin berpendapat bahwa alloh dilihat pada hari kiamat dg mata kepala. Dan seorang tidaklah mungkin melihatNya dengan mata kepalanya di dunia kecuali dalam mimpi, hati akan melihat dan menyaksikan (alloh dlm mimpi) sesuai dg tingkat keimanan masing2. Shg di antara mereka ada yang hatinya menyaksikan dg jelas sampai dia mengira dirinya telah melihat dg mata kepala sementara itu tdk nyata/benar. Penglihatan hati didapatkan sesuai dengan tingkat keimanan hamba dan pengetahuannya kepada robbnya akan melihat permisalan rupa. Selesai.
Lihat majmu fatawa 2/336 dan 3/390


Barokalloh fikum
[10:15 11/10/2014] Abu Muhammad Ngawi: جزاك الله خيرا يا أبا المنذر على الفوائد،  زادك الله علماً وفهما

Tidak ada komentar:

Posting Komentar