Kamis, 23 Juni 2016

hamil ganti puasa, boleh fidyah?


[4:49 06/06/2016] ‪+62 852-4833-****:

Bismillah. Assalaamu 'alaikum. Afwn ustdz, ana mau brtnya, tlg d jawab, ust. Bgmn jika sorg wanita mmpunyai hutang puasa rmdhon slma 4 bln(di krnakn dy hamil dn mnyusui dn dy tdk mampu brpuasa),  kmudian skrg dia hamil lg dan kondisiny tdk mampu jg utk brpuasa krn fisiknya sngt lemah dn pny pnyakit magh, ap yg hrs di lakukknny, sdg dy tau mngqodho puasany lbh afdhol d bnding mmbyr fidyah, itu mnurut pndapat slh satu ustdz dn tntuny beliau jg pnya dalil yg mnguatkn pndapatny, namun sngt berat bg wanita ini kalau hrs mngqodho puasanya yg smakin lama smkin brtambah, apkh tdk ad rukhshoh bg wanita ini? Suaminya pun bersikeras istrinya hrs mngqodho ny.    Atas jawabanya an ucapkan jazaakalloohu khoiron.

[10:43 07/06/2016] أبوالمنذر مجاهد الأندونيس:

WA alaikum salam wa rohmatulloh wa barokaatuh

Syeikh muqbil, bin bazz , utsaimin rohimahumulloh dan syeikhunaa bin hizam hafidzahulloh menguatkan pendapat bolehnya wanita hamil dan menyusui berbuka dan wajib menggantinya sebanyak hari yang ditinggalkannya serta tdk ada kewajiban membayar fidyah setiap hari memberi makan seorang miskin baginya.

 ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ َ

 barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (Wanita hamil tergolong dalam golongan sakit).

٧١٥ -  " إن الله تعالى وضع عن المسافر الصوم، وشطر الصلاة، وعن الحامل أو المرضع الصوم أو الصيام "، رواه الترمذي 715 والنسائي 4/180 وابن ماجه 1667 وأبو داود 2408 عن عن أنس بن مالك

"Sesungguhnya alloh telah menangguhkan puasa dan setengah sholat bagi musafir dan bagi wanita hamil dan menyusui dari puasa"

Kata syeikhunaa penangguhan puasa bagi wanita hamil dan menyusui adalah adaa'an (menunaikan pada harinya) laa qodho'an (bukan pengguguran kewajiban menggantikannya pada hari lain).

Jadi wanita tetap harus membayar puasa pada hari2 yang lain.

Jika setelah itu dia mempunyai kesempatan puasa maka hendaknya dia menggantinya. Jika tdk memanfaatkan kesempatan tsb lalu dia meninggal maka ahli warisnya mengganti puasanya sesuai dg banyaknya hari yang dia berkesempatan lalu tdk menggantinya

"من مات وعليه صيام صام عنه وليه"
Barangsiapa yang meninggal mempunyai utang puasa maka wali/ahli warisnya menggantikan puasanya. Hadits Aisyah riwayat muslim, abu daud, ahmad dsl

Adapun jika ditakdirkan dia tdk pernah sembuh/berkesempatan maka tdk ada kewajiban bagi ahli warisnya mengganti puasanya.

Adapun jika seorang wanita mengidap sesuatu yang tidak lagi diharapkan kesembuhan darinya menurut ahli medis maka hukumnya seperti org tua renta yang tidak mampu untuk berpuasa sehingga gugur kewajibannya maka boleh baginya memberi makan setiap hari seorang miskin mustahab sebagaimana yang difatwakan oleh sebagian shohabat dan bukan wajib menurut pendapat yang kuat.

Semoga yang sedikit ini bisa memberi pencerahan pada masalah khilaf ini

Baarokalloh fiikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar